Monday, November 26, 2007

Sampan Sederhana Bernyalakan Lentera

Mari merapat kesini, ke dermaga ilahi
Kita kayuh sampan sederhana bernyalakan lentera
Redup redam ditelan malam
Arungi laut kehidupan atasi gelombang,
halau karang dan hadapi badai serta hujan
Disini bersama sampan sederhana bernyalakan lentera

Perahu besar, kapal pesiar bukan kita punya
Itu milik para tetua kita hasil keringatnya
Mari kita bangun bersama diatas kaki terbelah
Kelak jika memang rezekinya kita juga akan punya
Tapi biarlah, sementara kita mengarungi kehidupan dengan sampan sederhana bernyalakan lentera
Itu lebih terasa dan bermakna
Sautan camar dan desiran gelombang menjadi teman dan saksinya

Mari, kesini bersamaku temani hidupku mengelola gelombang ,
halau karang , hadapi badai dan hujan
Menuju pulau impian, dari dermaga ilahi
Didermaga ini , bersama kita mereguk bekal yang hakiki
Ikhlas menjadi niatan, Ihsan menjadi amalan
Da’wah dan jihad menjadi penopang
Akhlak, tarbiyah menjadi bangunan
Mengayuh dayung, menuju pulau impian
Yang tiada dusta dan sia-sia,
ketika setiap jiwa bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
Ya …pulau itu , negeri akhirat tempat kita kembali

Mari bersama !
Mendayuh sampan sederhana bernyalakan lentera
Membangun kehidupan diatasnya
Hidup bersama tak lagi terbelah

Jika layar sampan terkoyak, jahitlah ia agar tetap indah dan berguna
Kalau kayuh ini salah melangkah tegurlah dengan ramah dan mesra
Kita kail setiap ikan yang ada, bahkan kalau bisa dengan jala
Agar bekal menuju pulau impian tetap tersedia

Besarkan anak kita diatas laut kehidupan dengan gelombang ,
karang , badai dan hujan
Ajari mereka berenang agar kelak tak mabuk lautan dan tegar menghadapi terpaan ganasnya alam
Kalau gelombang datang, peluk erat jemari,
kita imbangi dengan tawakal dan ikhtiar
Jika karang dihadapan , kayuh dayung ini bersama,
agar tak karam dihantamnya
Jika hujan datang, kita berteduh diatap-atap kepasrahan dan kesabaran

Mari berlayar dilaut kehidupan, dari dermaga ilahi,
menuju pulau impian dengan
sampan sederhana bernyalakan lentera, agar jiwa tidak terbelah, bersama…..

-------------------------------------------------
Puisi ini ditulis sekitar awal 2000-an oleh seorang teman, abang, guru yang saya cintai karena Allah SWT, aslinya bisa dilihat di blog beliau:
http://ariewb.blogspot.com/2006/06/sampan-sederhana-bernyalakan-lentera.html

Puisi ini juga menjadi pengingat saya dalam mengarungi bahtera rumah tangga, sehingga terasa kian hari lebih matang dan banyak belajar mengambil hikmah dari apa yang terjadi. Blog ini untuk istriku yang tercinta yang telah mendukung menahkodai sampan bersama, dan juga anak-anaku yang tersayang, semoga kalian kelak bisa belajar memaknai dan mensyukuri arti suatu kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT.